upah.co.id – Pesawat ruang angkasa milik Rusia yang berlabuh di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) mengalami kerusakan sejak September 2022 lalu. Tiga astronot yang terjebak di dalamnya masih belum pulang ke bumi hingga saat ini.

Pihak Badan Antariksa Rusia akan mengirim kapsul Soyuz kosong ke ISS pada Februari 2023 mendatang. Hal itu bertujuan untuk menggantikan pesawat ruang angkasa yang rusak dan saat ini masih berlabuh di sana.

Manajer program stasiun luar angkasa di NASA , Joel Montalbano, menyebut Soyuz berikutnya akan dijadwalkan terbang pada Maret 2023 mendatang. Jadwal itu disebut jatuh lebih awal dari perkiraan sebelumnya.

Pengiriman Soyuz tersebut dilakukan setelah pesawat sebelumnya memuntahkan partikel putih yang merupakan pendingin pada 14 Desember 2022 lalu. Kebocoran pendingin dikhawatirkan membuat pesawat menjadi terlalu panas untuk mengangkut para astronot kembali ke Bumi.

Melansir The New York Times, tiga astronot yang membawa Soyuz milik Rusia tersebut antara lain Sergey Prokopyev dan Dmitriy Petelin dari Rusia , serta Frank Rubio dari NASA . Ketiganya dijadwalkan kembali ke Bumi pada Maret mendatang, namun mereka harus tetap berada di orbit lebih lama, usai insiden kebocoran tersebut.

Soyuz berikutnya yang akan diterbangkan akan diluncurkan dengan kursi kosong pada 20 Februari 2023 mendatang. Setelah mencapai ISS, Soyuz akan mendarat ke Bumi tanpa penumpang, pesawat tersebut akan mendarat di Kazakhstan dengan membawa beberapa eksperimen dan kargo.

Para astronot yang berada di stasiun luar angkasa memeriksa kebocoran, dan para insinyur yang mendapatkan rekaman foto mencoba untuk mempelajari area yang rusak.

Berdasarkan perkiraan dari analisis, suhu dapat naik hingga 100 derajat atau lebih panas dari perkiraan jika ada astronot di dalamnya. Hal itu bisa memicu bahaya bukan hanya untuk kru namun juga peralatan menjadi tak berfungsi.

Ada banyak risiko yang kini harus dihadapi oleh tiga astronot tersebut sebelum Soyuz pengganti tiba. Namun pakar menyebut kru tidak perlu terburu-buru pulang, lantaran sistem masih beroperasi dengan baik.

Astronot yang masih berada di stasiun antariksa menyebut mereka akan meminimalkan kebocoran. Namun dalam situasi darurat, mereka akan tetap kembali ke Bumi dengan Soyuz yang rusak tersebut.

Dari penyelidikan yang dilakukan, kerusakan terjadi akibat micrometeoroid berdiameter satu millimeter yang bergerak sekitar tujuh kilometer per detik. Mikrometeoroid tersbeut menabrak radiator di Soyuz dan menyebabkan kebocoran pendingin.

Perbaikan juga terkendala oleh lokasi kebocoran yang berada di ujung Soyuz. Upaya perbaikan tersebut sangat sulit dan berisiko. Sehingga upaya yang paling mungkin adalah dengan mengganti pesawatnya.***