upah.co.id – Resesi dunia semakin diprediksi kuat akan terjadi di 2023, bahkan dapat berlangsung dalam waktu yang cukup lama.

Diketahui, resesi ekonomi diartikan sebagai penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan dalam waktu stagnan dan lama. Secara umum, resesi terjadi ketika Produk Domestik Bruto (PDB) mengalami penurunan selama dua kuartal beruntun.

Peringatan terhadap resesi pun terus diserukan oleh sejumlah lembaga internal dan eksternal dunia hingga menyebabkan kekisruhan di pasar saham.

Bahkan, sejumlah perusahaan dari berbagai sektor pun terlihat mulai bersiap untuk menghadapi kemungkinan terburuk dengan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), pembekuan perekrutan, hingga membatalkan tawaran pekerjaan. Di Indonesia, badai PHK di berbagai industri pun masih terus berlanjut.

Meskipun demikian, masih terdapat sejumlah sektor yang diprediksi akan tetap cuan meskipun terjadi resesi. Apa saja sektor-sektor tersebut?

Menurut Profesor Ekonomi Harvard University, Karen Dynan dan Profesor Ekonomi Johns Hopkins University, Laurence Ball, industri bisnis teknologi dan komputer, kesehatan, dan edukasi merupakan tiga sektor yang dianggap tahan banting dalam menghadapi resesi.

Sebab, ketiga sektor tersebut dinilai tidak sensitif terhadap kenaikan suku bunga acuan. Selain itu, keiga industri tersebut masih dibutuhkan oleh banyak orang ketika ekonomi sedang resesi atau booming.

Ball juga memproyeksikan bahwa akan ada banyak pekerjaan baru pada sektor edukasi karena ketika resesi terjadi di Amerika Serikat (AS), masyarakat akan mencari cara untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk prospek pekerjaan yang lebih baik.

Dynan juga menyatakan, manfaat dari peningkatan kemampuan agar pekerja menjadi lebih menarik dan kompetitif. Salah satunya dengan melihat kemampuan yang sering dicari oleh perusahaan dan mulai mempelajarinya.

Sementara itu berkaitan dengan resesi, Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani mengatakan bahwa sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) kemungkinan bisa jatuh ke jurang resesi.

“Saya pikir kita semua setuju bahwa situasi ekonomi global telah berkembang dengan sangat dinamis dan sangat sulit, menciptakan tantangan besar bagi semua pembuat kebijakan,” kata Sri Mulyani dalam Forum Kerjasama Ekonomi dan Stabilitas Keuangan ASEAN+3, dikutip Minggu (4/12/2022).

“Kita pun berpeluang menghadapinya, kemungkinan resesi sementara inflasi masih terus tinggi.” lanjut Menkeu.