Upah.co.id – Property People, tahukah kamu apa saja kaidah kebahasaan teks eksplanasi selain penggunaan kalimat pasif dan bersifat objektif? Kalau belum tahu, berikut penjelasan selengkapnya!

Tek eksplanasi adalah suatu teks yang menceritakan proses terjadinya fenomena sehingga pembaca dapat memperoleh pemahaman mengenai latar belakang terjadinya fenomena tersebut secara jelas dan logis.

Nah, teks eksplanasi bertujuan untuk menjelaskan proses pembentukan atau kegiatan yang terkait dengan fenomena- fenomena alam, sosial, ilmu pengetahuan, atau budaya.

Salah satu karakteristik atau ciri dari teks eksplanasi ialah fakta alias memuat berita berisi fakta dan objektif.

Selain pengertiannya, bagi kamu yang sedang mempelajari jenis teks satu ini maka wajib memahami kaidah kebahasaan teks eksplanasi.

Hal ini karena setiap jenis teks mempunyai kebahasaan yang sangat unik tak terkecuali pada teks eksplanasi.

Secara umum, berdasarkan kaidah kebahasaan, teks eksplanasi sama dengan kaidah pada teks prosedur.

Teks eksplanasi menggunakan banyak kata yang bermakna denotatif karena termasuk sebagai teks yang berkategori faktual (nonsastra).

Melansir Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia oleh Ria Yusnita dan sumber lain, simak kaidah kebahasaannya di bawah ini!

Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi

1. Menggunakan Kata Bermakna Denotasi

Kaidah kebahasaan teks eksplanasi adalah menggunakan kata bermakna denotasi atau denotatif.

Makna denotatif adalah makna kata atau kelompok kata yang didasarkan atas penunjukan yang lugas pada sesuatu di luar bahasa dan bersifat objektif

Artinya, teks eksplanasi memuat fakta atau informasi secara faktual (nonsastra).

Fungsi fakta dalam teks eksplanasi adalah menyampaikan kebenaran dari informasi yang terdapat dalam tulisan.

2. Menggunakan Konjungsi Kausalitas maupun Kronologis

Teks eksplanasi menggunakan banyak konjungsi kausalitas ataupun kronologis (waktu).

Hal ini karena teks eksplanasi berisi paparan proses baik secara kausalitas maupun kronologis.

Contoh teks eksplanasi konjungsi kausalitas, misalnya, “sebab”, “karena”, “oleh sebab itu”, “oleh karena itu”, “sehingga”, dan lain-lain.

Teks eksplanasi yang berpola kronologis juga menggunakan banyak keterangan waktu pada kalimat-kalimatnya.

Konjungsi kronologis (hubungan waktu), misalnya, “kemudian”, “lalu”, “setelah itu”, “pada akhirnya”, dan lain-lain.

3. Penggunaan Kata Ganti

kaidah kebahasaan teks eksplanasi

Kaidah kebahasaan teks eksplanasi adalah penggunaan kata ganti.

Kata ganti yang digunakan pada teks eksplanasi merujuk pada jenis fenomena yang dijelaskannya, bukan berupa persona.

Adapun kata ganti yang digunakan untuk fenomena itu berupa kata benda baik konkret maupun abstrak.

Contohnya demonstrasi, banjir, gerhana, embrio, kesenian daerah dan bukan kata ganti orang seperti “ia”, “dia”, atau “mereka”.

Nah, karena objek yang dijelaskannya berupa fenomena dan tidak berbentuk personal (nonhuman participation) maka dalam teks eksplanasi itu ditemukan banyak kata kerja pasif.

Contohnya “terlihat”, “terbagi”, “terwujud”, “terakhir”, “dimulai”, “ditimbun”, atau “dilahirkan”.

4. Penggunaan Kata Teknis

Pada teks eksplanasi banyak kata teknis atau peristilahan sesuai dengan topik yang dibahasnya.

Contohnya topik tentang kelahiran maka istilah-istilah yang muncul kebanyakan biologi.

Begitu juga jika topik tersebut tentang kesenian daerah maka istilah-istilah yang muncul adalah istilah budaya.

Nah, pemaknaaan terhadap istilah-istilah tersebut tentunya memerlukan bantuan kamus istilah, bukan kamus umum.

Dengan demikian, pemahamannya pun akan lebih tepat, sesuai dengan bidang masing-masing.

5. Penggunaan Kata Kerja Material dan Kata Kerja Relasional

kaidah kebahasaan teks eksplanasi

Masih menurut sumber yang sama, kaidah kebahasaan teks eksplanasi adalah penggunaan kata kerja material dan kata kerja relasional.

Kata kerja material adalah kata kerja yang mengacu pada tindakan fisik atau peristiwa dan digunakan untuk menjelaskan proses terjadinya sesuatu.

Sementara itu, kata kerja relasional adalah kata kerja yang penghubung dan berfungsi menghubungkan subjek dengan pelengkap.

Misalnya “adalah”, “ada”, “menjadi”, “merupakan”, dan “memiliki”.

6. Fokus pada Hal Generic

Fokus pada hal umum (generic) adalah contoh kaidah kebahasaan teks eksplanasi.

Artinya, teks eksplanasi bukan berfokus pada partisipan manusia (non-human participants).

Misalnya penggunaan gunung merapi, salju, pelangi, dan lainnya.

7. Menggunakan Kalimat Pasif

teks eksplanasi adalah

Salah satu kaidah kebahasaan teks eksplanasi adalah menggunakan kalimat pasif.

Berdasarkan pengertian, kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai penderita atau dikenai tindakan atau pekerjaan.

Nah, kalimat pasif ditandai oleh predikat yang berawalan “di-” atau “ter-“, Property People.

Khusus untuk kalimat pasif dengan subjek (dalam bentuk aktif) berupa “aku”, “saya”, “kami”, “kita”, “engkau”, “kamu”, “Anda”, “beliau”, atau, “mereka” harus langsung diikuti kata kerja yang berimbuhan “me-“.

8. Aturan Ejaan

Aturan ejaan adalah kaidah kebahasaan teks eksplanasi yang terakhir.

Kaidah kebahasaan tersebut tak terlepas dari aturan yang terdapat dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

Aturan ejaan tersebut meliputi pemakaian huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, serta penggunaan tanda baca.