Bukan Resesi Seks, Rusia Simpan Bom Waktu Kejatuhan Populasi

upah.co.id – Satu tahun perang berlangsung, Rusia dilaporkan mengalami penurunan angka kelahiran sebesar 10%. Fenomena ini terjadi setelah puluhan ribu pemuda meninggal selama perang di Ukraina.

Analis militer mengatakan kepada media Inggris, Express, bahwa sekitar 65.000 tentara Rusia telah tewas di Ukraina, dengan 130.000 lainnya terluka parah, dan 800.000 melarikan diri dari negara tersebut.

Proyeksi populasi PBB yang diperbarui tahun lalu bahkan menunjukkan populasi Kremlin sudah lama melewati puncaknya setelah jatuhnya Uni Soviet. Kini Rusia menghadapi bom waktu demografis.

Para ahli telah menyarankan bahwa situasinya masih bisa bertambah buruk. Hal ini diperparah oleh masalah trauma psikologis akibat perang, serta bertambahnya populasi lansia.

Alexey Raksha, ahli demografi independen Rusia, mengatakan jumlah korban medan perang di Ukraina akan meninggalkan luka yang dalam pada ekonomi yang sudah rapuh.

Sementara itu, kurang dari 100.000 kematian akibat perang tampaknya tidak signifikan terhadap populasi Rusia yang berjumlah 145 juta orang. Raksha mengatakan dampak dari kematian tersebut akan melampaui garis depan.

“Kalau tidak ada tentara, berarti tidak ada laki-laki. Tidak ada laki-laki, tidak ada seks. Tidak ada seks, tidak ada anak. Ini sangat sederhana,” katanya. “Tapi kami juga tidak tahu dampak psikologis apa yang akan terjadi pada orang-orang ini, yang juga akan menyebabkan jumlah kelahiran menurun.”

Para ahli percaya Rusia mungkin melihat kurang dari 1,2 juta kelahiran tahun ini jika operasi militer berlanjut dalam beberapa bulan mendatang. Ini akan menjadi yang terendah dalam sejarah modern, menurut Igor Efremov, seorang peneliti di Institut Gaidar di Moskow.

Ratusan ribu orang Rusia yang melarikan diri dari negara itu untuk menghindari keterlibatan dalam perang hanya menambah masalah ini.

Dua gelombang besar eksodus terjadi pada 2022. Pertama terjadi saat Presiden Vladimir Putin mengumumkan dimulainya “operasi militer khusus” di Ukraina, dan kedua saat ia mengumumkan mobilisasi sebagian dari 300.000 cadangan militer pada 21 September 2022.

Akibat rencana Putin, lebih dari 800,00 orang, terutama pria muda, tercatat hengkang dari negara tersebut.

Sebelum invasi, sekitar 80% populasi negara itu berusia kerja pada 1990-an, tetapi diperkirakan akan turun menjadi sekitar 60% pada 2050-an karena tingkat kelahiran yang menurun dan populasi yang menua.

Sementara itu, jumlah orang Rusia yang berusia di atas 65 tahun diproyeksikan meningkat dari 15% pada tahun 90-an menjadi 32% pada tahun 2050. Menyesuaikan diri dengan perang menghadirkan masa depan yang bahkan lebih suram.