upah.co.id – Perangkat lunak berbasis kecerdasan buatan ChatGPT saat ini tengah ramai jadi perbincangan publik. Hal itu lantaran kemampuan ChatGPT yang bisa melakukan banyak hal seperti menjawab berbagai pertanyaan dengan cara hampir mendekati manusia.

Selain itu, ChatGPT disebut bisa membuat tulisan panjang, esai, hingga puisi bagi para penggunanya. Tak heran jika banyak pelajar yang mulai bergantung dengan perangkat lunak serba bisa tersebut.

Namun sejumlah universitas dunia kini mulai melarang penggunaan ChatGPT demi mencegah plagiarism. Baru-baru ini, Universitas Sciences Po di Prancis telah melarang penggunaan ChatGPT di kalangan akademisi.

“Mahasiswa dilarang menggunakan perangkat lunak untuk membuat tugas tertulis atau pemaparan, kecuali untuk tujuan kuliah tertentu, dengan pengawasan dari pengampu mata kuliah,” ujar pihak Science Po, dilansir dari Reuters.

Science Po bahkan tak ragu dalam memberikan hukuman berat pada mahasiswanya yang ketahuan menggunakan ChatGPT . Mahasiswa yang terbukti menggunakan perangkat tersebut akan dikucilkan dari kampus, dan perguruan tinggi se- Prancis .

“Perangkat lunak ChatGPT menimbulkan pertanyaan penting untuk pendidik dan peneliti di seluruh dunia soal pemalsuan secara umum dan plagiarism secara khusus,” kata pihak Science Po.

Selain Prancis sejumlah negara telah melarang penggunaan ChatGPT , salah satunya di Queensland, negara bagian Australia. Negara tersebut akan memblokirnya hingga perangkat tersebut bisa dinilai kelayakannya.

Tak hanya Queensland, New South Wales telah melakukan hal serupa sebelumnya, dan menjadi negara pertama di Australia yang melakukan pelarangan. Aturan tersebut akan mulai diberlakukan pada akhir Januari 2023 saat anak-anak kembali bersekolah.

Seattle Public Schools juga melarang penggunaan perangkat pintar tersebut di distrik mereka. Pihak terkait tak akan mengizinkan kecurangan terjadi, mereka lebih mengedepankan kerja orisinil dari siswa.

The Los Angeles Unified School District adalah distrik pertama yang memblokir penggunaan perangkat ini. Lebih tepatnya pada 12 Desember 2022 lalu. Tujuan utama pemblokiran di wilayah ini adalah untuk melindungi kejujuran dalam bidang akademis.

New York City Public Schools, sekolah terbesar di wilayah tersebut telah melarang penggunaan ChatGPT pada awal Januari 2023. Hal itu dilakukan karena kekhawatiran akan adanya kecurangan berlebih dan dinilai tidak akan membantu siswa berpikir kritis, dan tidak bisa mengasah kemampuan memecahkan masalah.

Washington D.C dan Alabama juga melakukan hal serupa untuk alasan pendidikan yang lebih baik. Apalagi aplikasi ini sudah diunduh secara massif sejak perilisannya pada November 2022 lalu.

Meski sejumlah negara di dunia melarang penggunaan perangkat pintar itu, beberapa negara di dunia justru tidak bisa mengaksesnya. Deretan negara ini tidak bisa mengakses ChatGPT , bahkan untuk alasan yang tak diketahui.

Adapun negara yang tak bisa mengakses ChatGPT antara lain China, Rusia, Ukraina, Afghanistan, Belarusia, Venezuela, dan Iran. Para pengembang telah menutup akses ChatGPT di Ukraina, tempat chatbot baru bekerja.

Organisasi itu menempatkan Ukraina di daftar negara-negara teroris seperti Rusia dan Iran. Namun banyak yang berharap aplikasi tersebut bisa segera menjamah masyarakat Ukraina.***