Desakan Dunia Agar Rusia Akhiri Perang di Ukraina

upah.co.id – Usia invasi Rusia ke Ukraina sudah satu tahun. Dunia menguatkan desakan agar Rusia mengakhiri perang di negara tetangganya itu.

Di markas PBB , New York, Amerika Serikat (AS), pada Kamis (23/2) waktu setempat, ratusan negara membahas resolusi baru mengenai invasi Rusia ke Ukraina.

Ada 141 negara termasuk Indonesia setuju agar Rusia menarik pasukannya dari Ukraina dan mengakhiri perang, 32 negara abstain, dan 7 negara menolak. Resolusi Majelis Umum PBB ini tidak mengikat secara hukum tetapi memiliki bobot politik.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sendiri menandai setahun invasi Rusia ke negaranya dengan sumpah bahwa dia akan mengalahkan semuanya.

Desakan dunia agar Rusia mengakhiri perang di Ukraina muncul dari banyak negara, di antaranya ada Prancis. Menteri Luar Negeri Catherine Colonna menyatakan Putin harus diadili atas kejahatan perang.

“Kami sedang bekerja dengan ICC dan seluruh komunitas internasional sehingga tidak ada impunitas bagi para perancang dan pihak-pihak yang bertanggung jawab atas perang,” tutur Colonna kepada Le Parisien, dilansir AFP.

Selanjutnya, AS tambah bantuan militer:

Desakan berupa langkah nyata sokongan dana dilakukan oleh AS. Paman Sam mengirimkan bantuan militer USD 2 miliar (Rp 30,4 triliun) untuk Ukraina. Dilansir Reuters, Jumat (24/2) kemarin, bantuan militer tambahan itu diumumkan oleh penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan pada Kamis (23/2) waktu setempat.

Dalam acara itu, Sullivan juga mengatakan bahwa negara-negara anggota Group of Seven (G7) akan mengumumkan rentetan sanksi terbaru, pada Jumat (24/2) waktu setempat, yang akan mencakup negara-negara yang berusaha memasok kembali produk-produk yang ditolak Rusia karena sanksi terkait Ukraina.

Australia mendesak Rusia dengan cara menjatuhkan sanksi-sanksi finansial terbaru yang ditargetkan untuk 90 individu entitas Rusia. Informasi ini diberitakan Reuters, Jumat (24/2).

Para individu dan entitas yang menjadi target sanksi terbaru itu mencakup para menteri Rusia yang mengawasi sektor energi, sumber daya dan industri, juga para pemain penting dalam pertahanan yang termasuk produsen senjata Kalashnikov Concern, perusahaan penerbangan Tupolev dan pengembang kapal selam Admiralty Shipyards.

Selain itu, Perdana Menteri Anthony Albanese menyatakan akan mengirimkan sistem udara tanpa awak untuk ukraina. Drone begitu dapat mengawasi dan mengintai musuh Ukraina, yakni Rusia.

Selanjutnya, NATO:

Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) bertekat terus mendukung Ukraina. Dilansir AFP, NATO mendesak agar Rusia mengakhiri perang, sesegara mungkin. Menurut NATO, Rusia “memikul tanggung jawab penuh atas perang ini,” yang disebutnya melanggar Piagam PBB dan komitmen internasional Moskow.

“Rusia belum menunjukkan keterbukaan yang tulus terhadap perdamaian yang adil dan abadi,” kata NATO dalam pernyataannya.

“Kami tetap bertekad untuk mempertahankan tekanan internasional yang terkoordinasi terhadap Rusia. Kami juga mengutuk semua pihak, termasuk Belarusia, yang secara aktif memfasilitasi perang Rusia,” imbuh NATO.

Kanada menekan Rusia dengan cara memperbanyak kiriman tank Leopard untuk Ukraina. Selain itu, Kanada juga mengumumkan sanksi terbaru untuk 192 individu dan entitas Rusia. Hal ini disampaikan Perdana Menteri Justin Trudeau dilansir AFP, Sabtu (25/2/2023).

Rentetan sanksi terbaru untuk Rusia diketahui menargetkan para anggota parlemen Moskow yang mendukung invasi ke Ukraina, juga menargetkan para Wakil Perdana Menteri, para Menteri, para pejabat di kantor Putin, dan para pejabat dalam sektor militer dan pertahanan Rusia.

Anggota keluarga dari para individu asal Rusia yang sudah berada dalam daftar sanksi Kanada juga turut menjadi target sanksi terbaru ini.

Selanjutnya, Turki:

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan langsung berbicara ke Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menyerukan perdamaian yang adil di Ukraina. Seperti dilansir AFP dan TRT World, Sabtu (25/2/2023), percakapan telepon antara Erdogan dan Putin itu dilakukan pada Jumat (24/2) waktu setempat, tepat saat peringatan setahun invasi Rusia ke Ukraina yang dimulai 24 Februari tahun lalu.

“Presiden Erdogan menekankan perlunya mencapai perdamaian yang adil untuk mencegah hilangnya nyawa dan kehancuran lebih lanjut,” ungkap kantor kepresidenan Turki dalam pernyataan singkatnya.

Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) antonio Guterres menyebut invasi Rusia telah menghancurkan Ukraina. Kata dia, invasi Rusia adalah pelanggaran Piagam PBB dan hukum internasional.

“Hidup bagaikan menjadi neraka yang dijalani rakyat Ukraina,” sebut Guterres di hadapan Dewan Keamanan PBB saat memperingati setahun invasi Rusia ke Ukraina, seperti dilansir AFP, Sabtu (25/2/2023).

“Perdamaian tidak memiliki kesempatan. Perang telah berkuasa saat ini,” ucapnya.