upah.co.id – Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) aktif memberikan asistensi kepada para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) agar bisa tembus pasar ekspor.

Kepala Kanwil DJBC Sulbagsel Nugroho Wahyu Widodo, di Makassar, Sabtu, mengatakan pemberian asistensi kepada para pelaku UMKM agar ekonomi masyarakat bisa tumbuh dan berkembang.

“Kami aktif berkeliling daerah di semua wilayah kerja dan berinteraksi langsung sama para pelaku UMKM. Kami berikan asistensi supaya bisa ekspor,” ujarnya.

Nugroho Wahyu Widodo mengatakan pihaknya rutin menjalankan perannya dalam mendorong para pelaku usaha untuk mengembangkan usahanya hingga pasar ekspor.

Dengan menggandeng berbagai pihak, Bea Cukai fokus melakukan pengembangan ekonomi berorientasi ekspor di berbagai daerah, serta mengupayakan pemberian berbagai fasilitas.

“Kampanye kami itu ‘Ekspor itu mudah’. Ini yang terus kami kampanyekan saat bertemu dengan para pelaku UMKM dan pemerintah daerah,” katanya pula.

Nugroho menyatakan dalam rangka pengembangan ekonomi di wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tenggara, pihaknya menguatkan sinergi dengan berbagai pihak antara lain pemerintah daerah, perwakilan Bank Indonesia, dan lainnya.

Dia menerangkan bahwa Bea Cukai Sulbagsel memberikan dukungannya dalam meningkatkan ekspor, baik produk pertanian, perikanan, dan sektor lainnya.

“Di beberapa kesempatan itu, para pelaku usaha yang hadir dalam forum terlihat antusias untuk mencari informasi lebih lanjut mengenai berbagai peluang ekspor. Beberapa juga membawa produk yang telah dihasilkan dan berinteraksi langsung guna mengetahui langkah-langkah yang perlu diambil agar produknya mampu bersaing di pasar ekspor,” katanya lagi.

Nugroho mencontohkan beberapa produk andalan masing-masing daerah yang sudah tembus pasar ekspor, seperti rumput laut untuk wilayah Kabupaten Takalar, Jeneponto, Bulukumba, dan Kota Parepare.

Di Kabupaten Jeneponto, selain rumput laut juga mengekspor gula aren, karena hasil perkebunan aren sangat melimpah dan bahkan tuak khas Sulsel yang disebut “Ballo” terkenal dari daerah tersebut.

“Pemdanya itu berterima kasih kepada kami, karena ternyata aren di Jeneponto itu sudah tidak banyak lagi diolah jadi tuak, melainkan gula aren kemudian diekspor,” ujarnya pula.