upah.co.id – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky melakukan panen raya padi bersama kelompok tani Tawang Raya di Desa Ngadirejo, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

“Kita baru saja panen raya padi varietas Inbrida Padi Sawah Irigasi (inpari) 32 Hawar Daun Bakteri (HDB). Jumlahnya cukup besar yaitu 7,6 ton dari 140 hektar lahan tanam,” kata Gubernur Kofifah lewat keterangannya di Jakarta, Kamis.

Padi yang dipanen yaitu mencapai hektar dari luasan lahan tanam sebesar 140 hektar. Hasil panen yang melimpah ini berkat varietas unggul yang dikembangkan yaitu varietas inpari (Inbrida Padi Sawah Irigasi) 32 HDB.

Padi jenis ini memiliki sejumlah keunggulan. Pertama yaitu hasil panen lebih tinggi bila dibanding varietas lain dengan hasil rata-rata yang dicapai sebesar 7,6 ton/ha Gabah Kering Giling (GKG) dengan potensi hasil 8,43 ton/ha GKG.

Varietas inpari 32 HDB juga tahan terhadap penyakit HDB atau penyakit kresek pada padi. Hal itu jugalah yang membuat padi ini dinamai Varietas Inpari 32 HDB.

Khofifah mengatakan, saat ini dunia sedang dihadapkan dengan tantangan krisis pangan. Maka, menjaga produktivitas padi di Jatim yang merupakan lumbung pangan nasional menjadi sangat penting.

Diketahui, sejak 2020 produksi padi dan beras Jawa Timur tertinggi secara nasional hingga tahun 2022. Pada 2023, berdasarkan prediksi data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret-April, Jatim akan surplus Beras sebesar 1,13 juta ton.

Produktivitas beras Jatim sangat diandalkan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan warga Jatim saja, tapi juga beras Jatim diandalkan untuk memenuhi kebutuhan 16 provinsi lain di Indonesia Bagian Timur.

Oleh karena itu, demi terus menjaga dan meningkatkan produktivitas padi dan beras Jatim, Gubernur Khofifah menekankan penggunaan Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) modern. Salah satu yang harus mulai diupayakan adalah pemanfaatan mesin “Combine Harvester”.

“Kalau Mesin Combine Harvester dioptimalkan bisa mengurangi kehilangan (losses) 10 – 11 persen jika menggunakan panen manual. Maka, jika dihitung total produksi gabah kita se Jatim tahun lalu ada 9,8 juta ton. Jika 10 persen nya bisa diselamatkan maka ketemu angka 0,98 juta ton. Di sini lah penggunaan Mesin Combine Harvester menjadi penting,” katanya.

Jadi, lanjut Khofifah, prinsipnya adalah bahwa segala hal yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas gabah perlu didukung.

Selain alsintan, Mantan Menteri Sosial itu juga berpesan soal pola tanam yang modern harus terus dilakukan. Mulai dari proses monitoring, introduksi hingga intervensi apa saja yang bisa membangun keseimbangan hasil panen yang maksimal.

Terkait permodalan, Khofifah menawarkan kepada petani untuk mengikuti Kredit Usaha Keluarga Sejahtera (Kukesra) melalui Bank UMKM Jatim.

Pasalnya, mulai tahun ini, terdapat kredit berbunga rendah yang bisa diakses petani dengan nilai maksimal pinjaman Rp 50 juta. Dan, bunganya hanya 3 persen setahun.

“Bunga 3 persen setahun ini sudah di bawah KUR dan cukup ringan karena selisihnya ditanggung APBD Provinsi Jatim. Jika Pak Bupati berkenan nanti direktur atau perwakilan Bank UMKM Jawa Timur akan berkoordinasi,” jelasnya.

Selain itu, terkait pupuk, Khofifah menjelaskan dari 9 kategori pupuk tinggal 2 yang disubsidi. Sedangkan petani banyak membutuhkan SP36. Dirinya pun sudah menyampaikan hal ini kepada Pak Presiden Jokowi karena Sp36 akan akan berpengaruh pada rendemen padi.

“Keluhan dari para petani ini sudah kami sampaikan kepada Pak Presiden. Insyaallah nanti ketika Pak Presiden panen raya di Jatim dalam minggu ini akan saya sampaikan kembali. Sekarang itu banyak yang rendemen nya dibawah 70 karena sp36 nya dihapus dari kategori pupuk subsidi,” katanya.

Tak hanya memanen, pada kesempatan itu Khofifah bersama Bupati Tuban Aditya Halindra menjajal langsung pengoperasian mesin panen “Combine Harvester”.

Alat “Combine harvester” ini merupakan alat panen dengan banyak fungsi. Diantaranya, sebagai alat panen, alat perontok padi dan juga sebagai alat pembajak sawah.

Sementara itu, Bupati Tuban Aditya Halindra menyatakan, bahwa Bedasarkan data Dinas Pertanian Potensi area persawahan di Kab. Tuban mencapai 24.127 hektare (Ha).

Sementara Panen Raya Padi yang dilakukan di Kecamatan Widang memiliki luas area sebesar 2.226 Ha sementara di Desa Ngadirejo seluas 245 Ha.

“Rata rata sekali panen 1 hektar bisa menghasilkan 7,6 ton, bahkan area yang dipanen hari ini bisa mencapai 9 ton per Ha,” ujar Aditya.

Bupati menjelaskan, bahwa area persawahan di Tuban bisa melakukan tanam sebanyak tiga kali dimana dua diantaranya tanam padi dan satu kali tanam bisa dilakukan di holtikultura. Salah satunya Buah Melon, di mana kualitasnya juga sangat baik.