upah.co.id – Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell memperingatkan bahwa suku bunga (Fed Fund Rate/FFR) mungkin perlu naik lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama. Sinyal keras tersebut menjadi beban bagi pasar ekuitas global, dengan Wall Street langsung merespons dengan ‘berdarah-darah’ pada perdagangan Selasa (7/3/2023) waktu New York, lalu diikuti oleh sejumlah bursa Asia Rabu (8/3) kemarin.

Sinyal suram oleh Powell terpaksa disuarakan setelah sebelumnya sejumlah data ekonomi AS terlihat masih tangguh, khususnya pasar tenaga kerja dan pertumbuhan upah yang dapat memperberat langkah bank sentral untuk mendinginkan inflasi. Saat ini banyak dari investor yang mulai ketar-ketair terkait potensi kenaikan suku bunga acuan yang lebih besar pada pertemuan kebijakan bank sentral berikutnya.

Lalu apa saja pidato lengkapnya? Berikut rangkuman dikutip dari CNBC International, Rabu.

“Walaupun inflasi moderat beberapa bulan terakhir, proses untuk menurunkan inflasi kembali ke 2%, masih merupakan perjalanan jauh. Dan ini sepertinya masih akan “bergelombang”.

Sebagaimana saya sebutkan, data ekonomi yang muncul terkini, lebin kuat dari yang saya diharapkan, yang mengarahkan tingkat akhir dari suku bunga sepertinya akan lebih tinggi dari yang sebelumnya diantisipasi.

Jika data-data total mengindikasikan pengetatan lebih ketat sebagai dasarnya, kita harus bersiap untuk menaikkan laju suku bunga lebih tinggi.

Memulihkan stabilitas harga akan diperlukan agar kita bisa mempertahankan sikap ketat dari kebijakan moneter untuk beberapa waktu.

Fokus menyeluruh kami adalah menggunakan alat-alat kami untuk membawa inflasi kembali ke target 2% dan menahan inflasi tetap terjaga lebih lama dengan baik.

Memulihkan stabilitas harga adalah penting untuk membuat “panggung” mencapai data maksimum tenaga kerja dan mengendalikan harga dalam jangka waktu panjang.

Dalam sejarahnya, kehati-hatian lebih kuat terhadap kebijakan pelonggaran yang prematur. Kami akan tetap mengikuti jalan ini sampai pekerjaan selesai.”