Iran Tangkap Jurnalis yang Liput Keracunan Massal Anak Sekolah

upah.co.id – Otoritas Iran telah menangkap seorang jurnalis setelah meliput serentetan keracunan massal anak sekolah. Kelompok hak-hak media terkemuka, Reporters Without Borders (RSF) mendesak Iran untuk membebaskan jurnalis tersebut. RSF menyebut penahanan itu tampaknya merupakan upaya untuk membungkamnya.

Dilansir kantor berita AFP, Kamis (9/3/2023), menurut otoritas Iran, rentetan keracunan misterius telah dialami lebih dari 5.000 anak sekolah, terutama perempuan, sejak November tahun lalu.

Kelompok-kelompok hak asasi yang berbasis di luar Iran menuduh pihak berwenang gagal berbuat untuk melindungi pendidikan perempuan. Aksi-aksi protes atas keracunan massal itu pun dilaporkan terjadi di Iran pada hari Senin dan Selasa lalu.

Tetapi pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei pada Senin lalu menyerukan para pelaku “kejahatan tak termaafkan” itu dilacak “tanpa ampun”.

RSF yang berbasis di Paris, Prancis mengatakan bahwa Ali Pourtabatabaei mulai meliput kisah-kisah keracunan tersebut untuk situs web Qom News setelah kasus keracunan pertama dilaporkan di kota suci Qom pada akhir November 2022 lalu. Dia masih meliput kisah tersebut ketika dia ditangkap pada 5 Maret lalu.

Dikatakan dia berhasil menelepon saudara perempuannya untuk memberi tahu dia telah ditangkap, tetapi tidak jelas di mana dia ditahan.

Menurut RSF, Pourtabatabaei telah mengkritik kurangnya reaksi dari pihak berwenang di Qom terhadap kasus keracunan yang dilaporkan pertama kali.

Misteri keracunan massal ini telah meningkatkan ketegangan di Iran, hampir enam bulan setelah gerakan protes yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini , yang ditangkap karena diduga melanggar aturan wajib jilbab bagi perempuan.

Sejak awal gerakan protes, Iran juga telah menahan dua jurnalis wanita Iran, Niloufar Hamedi dan Elaheh Mohammadi, yang membantu mengungkap kisah Amini.

“Seperti yang sudah mereka lakukan terhadap jurnalis yang mengungkapkan apa yang terjadi pada Mahsa Amini, otoritas Iran berusaha membungkam mereka yang berani menyelidiki dan melaporkan cerita lain yang memalukan bagi pemerintah,” kata Jonathan Dagher, kepala urusan Timur Tengah RSF.

Dia mengatakan sekitar 30 jurnalis dan pekerja media saat ini ditahan oleh Iran. Sebagian besar ditangkap dalam tindakan keras terhadap gerakan protes Mahsa Amini.