upah.co.id – Toyota Motor Corp siap memperbanyak produk elektrifikasi mereka dalam waktu dekat. Rencananya, merk asal Jepang tersebut akan meluncurkan lebih banyak mobil listrik tahun 2026.

Dalam keterangannya, Toyota menjelaskan akan memperkenalkan 10 produk mobil listrik . Bukan hybrid, mobil yang akan diperkenalkan tersebut sudah menggunakan tenaga berbasis baterai atau disebut juga battery electric vehicle (BEV)

Toyota juga merencanakan penjualan mobil listrik sebanyak 1,5 juta pada tahun 2026. Hal ini dilakukan sebagai upaya menyaingi pesaing yang kuasai pangsa pasar mobil listrik .

Tak hanya ingin meluncurkan lebih banyak mobil listrik pada 2026, merk otomotif tersebut juga akan menyiapkan unit khusus baru.

Unit ini akan berfokus pada baterai kendaraan listrik generasi baru untuk moblil-mobil Toyota berikutnya.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters pada Rabu, 12 April 2023, Toyota (termasuk Lexus) saat ini hanya memiliki tiga model kendaraan baterai yang sudah dijual di pasaran. Angka penjualannya pun berada di kisaran kurang dari 25 ribu unit di seluruh dunia.

Karena itu, Toyota berupaya untuk memperbanyak kendaraan listriknya. Tak hanya mobil berbasis baterai saja, Toyota juga menganggap kendaraan hybrid dan listrik bisa jadi pilihan lebih realistis bagi kebutuhan pelanggan dan pasar.

“Dalam beberapa tahun mendatang, kami akan mengembangkan lini kategori baterai listrik dengan tetap menjadikan kendaraan hybrid sebagai pilar utama,” ujar CEO Baru Toyota , koji Sato.

Keberadaan mobil listrik dinilai telah mewakili lebih dari setengah total produksi kendaraan di seluruh dunia pada tahun 2030.

Oleh karena itu, menjadi amat penting bagi Toyota memenuhi permintaan akan kebutuhan tersebut, apalagi pabrikan itu juga berencana meningkatkan produksi di Amerika Serikat yang memiliki pertumbuhan EV melampaui pasar secara keseluruhan.

Toyota mencatatkan penjualan mereka di Amerika Serikat mengalami penurunan hampir sebesar 9 pesen selama kuartal pertama. Sebaliknya, penjualan General Motors Co justru melesat hingga mencapai 18 persen karena tingginya angka permintaan atas EV dari segmen konsumen bisnis maupun komersial.***