upah.co.id – Indonesia bakal kembali melakukan penyetopan ekspor bahan tambang mentah. Bila di 2020 lalu nikel yang disetop ekspor, tengah tahun ini bauksit yang bakal disetop ekspornya dan diolah nilai tambahnya di dalam negeri.

Namun, ada satu hal yang membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedikit was-was. Hal tersebut adalah gugatan yang bisa diterima Indonesia di forum perdagangan dunia WTO bila ekspor bauksit disetop.

Berkaca pada saat ekspor nikel disetop, sejurus kemudian Uni Eropa sebagai pihak yang banyak mengimpor nikel menggugat keputusan larangan ekspor nikel ke WTO.

Nah, kali ini ada kemungkinan besar China bisa saja ikut menggugat Indonesia juga ke WTO bila bauksit dilarang ekspor. Pasalnya, menurut Jokowi, China menjadi importir terbesar bagi bijih bauksit Indonesia. Dari total ekspor bauksit, 98%-nya diterbangkan ke China.

“Kita akan setop lagi untuk Juni itu bauksit. Padahal 98% ekspor bahan mentah bauksit kita ke Tiongkok. Nggak tahu dia mau gugat kita apa nggak. Kalau digugat, ya nikel digugat Uni Eropa, bauksit digugat Tiongkok,” kata Jokowi dalam pidatonya di Rakornas PAN, Minggu (26/2/2023).

Namun menurutnya bila digugat juga, dia tidak ingin Indonesia mundur dan mengikuti apa yang diinginkan pada negara besar. Bila digugat, harus dilawan. Bila gugatannya kalah, Indonesia ajukan banding. Menurutnya, bila Indonesia tidak melarang ekspor barang mentah, negara ini tidak akan menjadi negara maju.

“Kalau kalah ragu dan belok lagi untuk ikuti kemauan mereka ekspor barang mentah sampai kapanpun negara ini nggak akan jadi negara maju,” kata Jokowi.

Bahkan pesan ini terus disampaikan Jokowi ke para jajaran menterinya. Dia menegaskan jangan sampai takut dengan gugatan yang ada.

Gugatan yang kalah di WTO misalnya, selama masih bisa banding, Jokowi menugaskan para menterinya untuk bisa banding.

“Itu selalu saya ulang ualng ke para menteri, ya kita kalah tapi terus maju, usahanya apa? Ya banding, ndak tau kalau banding nanti kalah. Apakah banding lagi? Kalau diberi kesempatan, ya banding lagi,” ujar Jokowi.