upah.co.id – Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengingatkanpara ibu hamil untuk meningkatkan asupan protein hewani guna mencegah terjadinya stunting pada janin yang dikandungnya.

“Ibu hamil harus meningkatkan asupan protein hewani karena pemberian protein tinggi sejak kehamilan merupakan upaya mencegah stunting,” kata Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan Kemenko PMK Agus Suprapto dihubungi dari Jakarta, Kamis.

Agus yang pernah menjabat Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK itu mengatakan sosialisasi mengenai pentingnya asupan protein hewani bagi ibu hamil harus terus ditingkatkan.

“Tujuannya untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran mengenai pentingnya meningkatkan proporsi protein pada 1.000 hari pertama kehidupan termasuk juga pada masa kehamilan,” katanya.

Agus juga mengingatkan bahwa peran keluarga sangat penting guna memastikan asupan bergizi seimbang bagi ibu yang sedang hamil.

“Ibu hamil perlu diingatkan dan didukung oleh keluarga dan lingkungan di sekitarnya agar terus meningkatkan asupan bergizi seimbang yang kaya akan protein hewani,” katanya.

Agus juga mengingatkan ibu hamil harus rutin melakukan pemeriksaan kesehatan guna mengetahui perkembangan kehamilan dan kondisi janin yang dikandungnya.

Dia mengatakan selain mencegah terjadinya stunting, pemeriksaan rutin juga diperlukan guna mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil.

“Dengan pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan laboratorium secara berkala maka potensi terjadinya anemia dapat diketahui dan dicegah serta ditangani sejak dini,” katanya.

Agus juga mengatakan bahwa intervensi gizi spesifik dan sensitif merupakan salah satu kunci utama dalam mencegah terjadinya stunting.

Menurut dia, intervensi gizi spesifik adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengatasi penyebab langsung terjadinya tengkes atau stunting.

“Intervensi gizi spesifik meliputi pemberian ASI eksklusif, pemberian makanan tambahan, suplementasi vitamin A, suplementasi mikronutrien, dan suplementasi zinc, serta zat besi,” katanya.

Sementara intervensi gizi sensitif merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk mengatasi penyebab tidak langsung terjadinya stunting.

“Intervensi gizi sensitif meliputi pencegahan dan pengobatan balita yang sakit, tata kelola kasus malnutrisi akut sedang dan berat, penyediaan air dan sanitasi, hingga pemberian obat cacing,” katanya.