upah.co.id – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan literasi terkait pasar modal khususnya skema penawaran umum perdana saham (IPO) kepada pelaku usaha sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) di Bekasi, Jawa Barat.

Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf Anggara Hayun Anujuprana mengingatkan kepada pelaku usaha bahwa IPO bukanlah garis akhir (finish line) dalam pendanaan (fundraising) perusahaan dalam pasar modal. Sebaliknya, IPO adalah sebuah titik awal karena perusahaan dapat menghimpun dana melalui penerbitan saham baru melalui right issue atau private placement.

“Selain bertujuan untuk mencari pendanaan tanpa batas, IPO juga memiliki manfaat meningkatkan citra perusahaan, mempercepat GCG, mendapatkan insentif pajak, dan lain-lain,” kata Anggara melalui keterangan pers yang diterima di Jakarta, Rabu.

Literasi skema IPO diberikan melalui kegiatan Bincang Pasar Modal yang merupakan kegiatan awal dari rangkaian Program Roadshow Usaha Parekraf menuju IPO. Bekasi sendiri menjadi kota kedua penyelenggaraan kegiatan Bincang Pasar Modal. Sebelumnya, kegiatan ini telah diadakan di Yogyakarta pada Februari lalu.

Sebagai informasi, program Roadshow Usaha Parekraf menuju IPO tak hanya berupa kegiatan bincang pasar modal. Menurut Kemenparekraf, rangkaian program juga termasuk Coaching Clinic KreatIPO, seleksi masuk IDX Incubator, pembinaan oleh IDX Incubator dan monitoring oleh Kemenparekraf, hingga pelaksanaan Demoday.

Anggara mengingatkan bahwa jumlah investor ritel pasar modal telah menembus 10,31 juta investor per Desember 2022. Jumlah tersebut naik 37,68 persen dibandingkan akhir Desember 2021 atau sebanyak 7,48 juta investor.

Peluang tersebut diharapkan dapat mendorong dan mengakselerasi para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif untuk dapat melantai di Bursa Efek Indonesia dengan skema penawaran umum perdana saham (IPO).

Anggara mengatakan bahwa potret pasar modal Indonesia, menurut data BEI per 6 April 2023, total kapitalisasi pasar mencapai Rp9.463 triliun dengan 854 saham tercatat. Oleh sebab itu, masyarakat patut berbangga sebab Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan pencatatan bursa tertinggi di ASEAN.