upah.co.id – Pengacara korban penganiayaan Mario Dandy Satrio, D (17), M Syahwan Arey mengungkapkan bahwa kliennya mengalami Diffuse Axonal Injury (DAI) atau cedera aksonal difus akibat peristiwa penyerangan tersebut.

“Ada cedera di bagian sarafnya ( Diffuse Axonal Injury ), dan ada pembengkakan di otaknya. Sehingga tidak ada pendarahan pada saat CT scan keluar,” kata M Syahwan Arey.

“Makanya kami berharap, setelah ada proses berikutnya ini lagi, dibawa ke ruang CT scan, untuk dilakukan proses ulang,” ujarnya menambahkan, dilansir Pikiran-rakyat.com dari kanal YouTube Intens Investigasi.

Berkaca dari kondisi D pascapenganiayaan tersebut, cedera aksonal difus (DAI) adalah jenis cedera otak traumatis (TBI) yang mengacu pada bergeser atau robeknya serabut saraf penghubung yang panjang atau akson pada otak.

Akson adalah bagian panjang seperti benang dari neuron yang menghantarkan impuls listrik yang bertanggung jawab untuk mengirimkan sinyal kepada sel-sel saraf pada anggota tubuh lainnya untuk menjalankan fungsinya.

Dengan demikian, kerusakan akson dapat mengganggu kemampuan otak untuk berkomunikasi dan membantu mengoordinasikan fungsi tubuh sehingga menyebabkan terjadinya kecacatan parah.

Diffuse Axonal Injury terjadi ketika benda tumpul atau pukulan secara tiba-tiba mengenai bagian kepala sehingga terjadi kerusakan pada otak. Benturan tersebut membuat otak berputar atau bergerak cepat mengakibatkan otak bertabrakan dengan bagian dalam tengkorak yang menyebabkan saraf merenggang dan robek.

Secara klinis, para ahli kesehatan mendefinisikan Diffuse Axonal Injury sebagai kehilangan kesadaran yang berlangsung selama 6 jam atau lebih setelah seseorang mengalami cedera. Kondisi ini juga dapat menyebabkan perubahan perilaku, sosial, fisik, dan kognitif pada seseorang yang mungkin bersifat sementara atau permanen.

Adapun beberapa hal yang menyebabkan seseorang mengalami Diffuse Axonal Injury , seperti kecelakaan kendaraan bermotor, kecelakaan olahraga, tindak kekerasan, terjatuh, dan sindrom bayi terguncang.

Selain itu, dampak traumatis dari penyintas Diffuse Axonal Injury adalah kehilangan kesadaran dan hasil pemeriksaan neurologis yang buruk. Biasanya, para ahli akan menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS) untuk menilai tingkat gangguan pada pasiennya.

Penilaian tersebut dilakukan dengan menambahkan total dari tiga kategori berbeda untuk mendapatkan skor yang berkisar dari minimal 3 hingga maksimum 15. Jika skor yang didapatkan rendah maka dipastikan bahwa tingkat gangguan yang dialami lebih tinggi, begitupun sebaliknya.***