upah.co.id – Bulan suci tahun ini diperkirakan akan berlangsung lebih meriah daripada saat pandemi.

Kondisi ini diprediksi dapat meningkatkan perilaku masyarakat jadi lebih aktif di media sosial, termasuk dalam .

Melalui studinya yang bertajuk Ramadhan 2023 with TikTok : Winning Hearts and Carts, platform berbagi video singkat itu memprediksi beragam tren konten dan perilaku penggunanya.

Salah satu yang paling terlihat adalah perilaku pengguna yang semakin semangat dalam berbelanja selama periode Ramadhan.

Studi tersebut menyebutkan bahwa perilaku untuk belanja selama periode Ramadhan meningkat 67 persen dari tahun sebelumnya.

Dari studi itu juga terungkap bahwa 51 persen responden menyatakan diskon menjadi pendorong mereka untuk belanja, dalam hal ini momen Ramadhan memang kerap dimeriahkan dengan beragam diskon dari banyak brand.

Lalu yang membuat pengguna TikTok tertarik untuk belanja adalah adanya produk bundling atau paket spesial Ramadhan membuat responden dua kali lebih cenderung melakukan pembelian.

Kemudian 98 persen responden studi juga menyatakan bahwa masih menjadi pilihan mereka untuk mencari inspirasi produk atau jasa.

Kondisi ini pun bisa jadi kesempatan emas bagi, pemilik bisnis atau UMKM dan konten kreator untuk berinteraksi dan meningkatkan penjualan serta meningkatkan values di momen Ramadhan.

“Makanya penting sekali bagi brand atau pelaku bisnis untuk menerapkan value for money di momen Ramadhan.”

“Studi ini juga dapat menjadi kesempatan untuk menyampaikan konten relevan yang sesuai dengan target marketnya,”

Demikian kata Sitaresti Astarini, head of business marketing TikTok Indonesia kepada Kompas.com, usai konferensi persnya di Jakarta, baru-baru ini.

Mencuri perhatian pengguna TikTok untuk berbelanja

Dengan memahami perubahan gaya dan dalam memenuhi kebutuhan di setiap momen Ramadhan.

Para pemilik brand dapat menentukan konten yang akan mereka ciptakan, dan kapan harus merilis berbagai konten promosi atau diskon untuk produk mereka.

Sitaresti Astarini mengatakan, melalui ekosistem TikTok yang holistik, brand dapat melakukan strategi pemasaran berbasis konten yang menyeluruh, mulai dari meningkatkan awareness hingga menyediakan titik pembelian.

“Tentunya ini semua perlu dibalut dengan pendekatan shoppertainment yang mengutamakan konten hiburan dan kreatif, untuk nantinya mendorong konversi atau pembelian produk,” jelas Sitaresti.

Memahami kebutuhan audiens atau target market

Pada momen Ramadhan tahun lalu misalnya, tiket.com, selaku online travel agent (OTA) pertama di Indonesia menyebutkan, konten-konten inspiratif tentang kegiatan ngabuburit atau destinasi liburan di berbagai daerah masih diminati.

Apalagi konten tersebut sekaligus dibalut dengan promosi atau hotel. Hasilnya tiket.com pun mengalami peningkatan pengguna hingga 2,3 kali lipat, hanya dari TikTok.

Dalam hal ini, hiburan, inspirasi dan solusi dapat menjadi faktor utama dalam menentukan konten di media sosial.

Di samping itu, juga menjadi momen istimewa bagi tiket.com untuk bisa memfasilitasi masyarakat yang mudik ke kampung halaman atau berkumpul dengan keluarga.

Tiket.com sempat meluncurkan kampanye di TikTok bertajuk #HiburanSeruRamadan yang fokus untuk menyampaikan pesan mudik dan membangun percakapan dengan cara yang menyenangkan dan menghibur.

Berkat kampanye TikTok ini, mereka berhasil menjadi bagian dari perayaan bulan suci masyarakat, sekaligus mendapatkan hasil bisnis yang memuaskan selama bulan Ramadhan.

Berdasarkan strategi perancangan konten yang ingin dibagikan itu pula, setidaknya pemilik bisnis atau brand perlu membangun komunikasi yang baik dengan apa yang dibutuhkan audiens atau target marketnya.

“Ketahui apa yang dibutuhkan dan dicari orang-orang saat Ramadhan. Misalnya di momen ini banyak orang mau beribadah, berkumpul bersama keluarga sampai social impact.”

“Kami di tiket.com misalnya, kan tidak mungkin bikin konten Ramadhan untuk promosi aktivitas hiking di siang hari,” tambah Maria Risa Puspitasari, VP of brand marketing, tiket.com.

Tak cuma fokus satu bulan penuh

Selain di momen Ramadhan, juga aktif merayakan bulan suci dengan mengunggah konten di TikTok, bahkan hingga hari Lebaran.

Sehinga rangkaian konten yang disajikan tidak hanya difokuskan selama satu bulan penuh.

Tapi juga melalui rangkaian sebelum dan sesudah Ramadhan agar value-nya tetap stabil atau bahkan meningkat.

Hindari konten hard selling

Konten-konten yang bersifat hard selling juga sudah tidak berlaku lagi atau sebaiknya perlu dihindari karena pengguna TikTok atau konsumen saat ini sudah lebih kritis terhadap konten hard selling.

Sebaliknya, konten yang bersifat autentik, storytelling, menyajikan tren atau rekomendasi menjadi faktor penentu dalam mendorong pengguna untuk melakukan konversi atau pembelian.

Cara ini dilakukan oleh Bank BTN yang meluncurkan akun TikTok mereka di Ramadhan tahun lalu.

Dengan tujuan utama untuk meningkatkan awareness dan engagement, serta menambah jumlah followers, Bank BTN memperkenalkan kampanye kreatif Ramadhan bertajuk ‘Berkah Ramadhan BETE END’ di TikTok.

Dalam kampanye ini, Bank BTN dengan konsisten mengunggah video sarat makna terkait dengan isu yang dihadapi Milenial dan , disertai dengan produk mereka yang sesuai untuk menjadi solusi dari isu tersebut.

Bank BTN juga berkolaborasi dengan kreator untuk menyebarkan kampanye ini.

Hasilnya, selama bulan Ramadhan Bank BTN berhasil menambah jumlah followers-nya sebanyak 11.000, dengan peningkatan brand familiarity hingga 5 persen.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.