upah.co.id – Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov melontarkan pujian untuk negara-negara Arab terkait sikap mereka terhadap perang yang berlangsung di Ukraina . Lavrov menilai negara-negara Arab tetap bisa mengambil posisi yang seimbang, meskipun menghadapi tekanan kuat dari Barat.

Seperti dilansir kantor berita Rusia, TASS, Selasa (28/2/2023), pujian itu disampaikan Lavrov lewat pidato tertulis dalam Konferensi Timur Tengah yang digelar Klub Diskusi Internasional Valdai di Moskow pada Selasa (28/2) waktu setempat.

Pidato Lavrov itu dibacakan oleh Wakil Menlu Mikhail Bogdanov yang hadir dalam konferensi itu. Bogdanov diketahui juga menjabat sebagai utusan khusus kepresidenan untuk Timur Tengah dan Afrika.

“Kami menyatakan dengan puas bahwa, meskipun ada tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari kolektif Barat yang dipimpin AS (Amerika Serikat), sahabat-sahabat Arab kita telah mengambil posisi yang seimbang dalam situasi di dalam dan sekitar Ukraina, karena mereka dipandu, pertama-tama, oleh kepentingan nasional fundamental mereka,” sebut Lavrov dalam pidatonya.

Disebutkan juga oleh Lavrov bahwa pengembangan hubungan dengan negara-negara di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara menjadi prioritas dalam kebijakan luar negeri Rusia.

“Memperkuat dialog berbasis kepercayaan dan beragam kerja sama yang saling menguntungkan dengan setiap negara Timur Tengah dan Afrika Utara, juga asosiasi multilateral yang beroperasi di ruang Timur Tengah, merupakan salah satu prioritas strategis tanpa syarat dari kebijakan luar negeri Rusia,” tegasnya.

“Diplomasi Rusia akan terus berupaya untuk menjadikan Timur Tengah sebagai zona keamanan, stabilitas dan kemakmuran. Kami akan terus membantu mengatasi krisis, terlibat dalam rekonstruksi pasca-konflik di negara-negara terdampak,” imbuh Lavrov dalam pidatonya.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Saksikan juga ‘Misi Rusia Selamatkan Astronaut yang Terjebak di Stasiun Luar Angkasa’:

Sebelumnya, Moskow menuduh AS tengah merencanakan sebuah provokasi di Ukraina dengan menggunakan zat kimia beracun. Tuduhan terbaru itu dilontarkan oleh Kementerian Luar Negeri Rusia dalam pernyataan terbaru pada Selasa (28/2) waktu setempat.

Dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters, Kementerian Pertahanan Rusia mengutip pernyataan mantan Duta Besar AS untuk Rusia John Sullivan yang pernah menyebut bahwa ‘pasukan Rusia berencana menggunakan senjata kimia di area operasi militer khusus’.

“Kami menganggap informasi ini sebagai niat Amerika Serikat dan antek-anteknya untuk melancarkan provokasi di Ukraina menggunakan zat kimia beracun,” ujar kepala pasukan pertahanan radiasi, kimia dan biologi pada Angkatan Bersenjata Rusia, Igor Kirillov, dalam pernyataannya.

Ditegaskan Kirillov bahwa Rusia akan ‘mengidentifikasi dan menghukum para pelaku sebenarnya’.

Belum ada tanggapan resmi dari otoritas AS atas tuduhan tersebut.