upah.co.id – NESABAMEDIA.COM – Microsoft telah mengungkapkan bahwa kekacauan Microsoft 365 di seluruh dunia pada minggu ini disebabkan oleh pemadam listrik yang menyebabkan kegagalan layanan manajemen lalu lintas di sejumlah wilayah.

Mulai awal pekan ini, 20 Juni 2022 pukul 23:00 UTC, pelanggan mulai mengalami dan melaporkan beberapa masalah saat mencoba mengakses dan menggunakan layanan Microsoft 365. Menurut Microsoft, masalah yang dihadapi selama insiden itu termasuk penundaan dan kegagalan saat mengakses beberapa layanan Microsoft 365.

Laporan pelanggan juga membagikan informasi mengenai permintaan masuk ulang yang terus menerus, email yang tidak terkirim setelah lama menunggu dalam antrian, dan ketidakmampuan untuk mengakses kotak surat Exchange Online, meskipun telah mencoba semua metode koneksi yang tersedia.

Layanan yang terdampak termasuk platform komunikasi Microsoft Teams, platform email yang dihosting di Exchange Online, SharePoint Online, Universal Print dan Graph API.

Respon Microsoft ketika melakukan penyelidikan di balik kekacauan itu juga mengungkap beberapa masalah terkait bagaimana perusahaan gagal dalam membagikan informasi terbaru secara cepat, terkait insiden tersebut kepada pelanggan.

Meskipun pihak Microsoft memberitahu pelanggan bahwa mereka bisa mengetahui detail lebih lanjut tentang insiden itu dari pusat admin dalam nomor tiket EX394347 dan MO394389, laporan pengguna menunjukkan bahwa tiket insiden itu memang tidak muncul, sehingga membuat pelanggan tidak mendapatkan informasi apapun.

Lebih dari 16 jam sejak tanda pertama insiden terdeteksi, Microsoft mengatakan dalam pembaruan untuk peringatan layanan MO394389 yang dikirim ke pelanggan bahwa akar masalahnya adalah hilangnya daya infrastruktur.

“Pemadaman listrik infrastruktur menyebabkan kegagalan manajemen lalu lintas Microsoft 365 yang melayani pengguna terutama di wilayah Eropa Barat. Tindakan ini gagal diatasi dengan benar, yang kemudian menyebabkan penundaan fungsional dan kegagalan akses untuk beberapa layanan Microsoft 365,” ungkap Microsoft.

Seperti yang dijelaskan Microsoft, insiden itu paling parah dirasakan oleh pelanggan yang berada di Eropa Barat. Namun, dampak juga ikut dirasakan oleh sebagian pengguna di wilayah Timur Tengah, Afrika, Amerika Serikat dan Asia Pasifik.