upah.co.id – Pemerintahan Taliban mengecam pewaris bungsu kerajaan Inggris, Pangeran Harry , setelah pengakuannya soal membunuh 25 orang Afghanistan dalam perang militer .

Dilansir dari Al Jazeera, Pemimpin Taliban Anas Haqqani mengatakan bahwa apa yang dilakukan Harry merupakan kejahatan perang yang tak bisa dimaklumi.

Sebelumnya, diketahui Pangeran Harry sempat menyatakan bahwa 25 orang yang dia bunuh bukan manusia melainkan ‘bidak catur’ yang jahat.

Menanggapi hal itu, Anas Haqqani berseru marah sambil menuduh kerajaan Inggris telah melakukan “kejahatan perang”.

“Tuan Harry! Yang Anda bunuh bukanlah bidak catur, mereka adalah manusia,” kata Haqqani, dikutip Minggu, 8 Januari 2023.

“Justru fakta dari pernyataan anda adalah; Orang-orang kami yang tidak bersalah memang merupakan bidak catur bagi tentara, militer , dan pemimpin politik Anda. Tetap saja, anda kalah dalam ‘permainan’ itu,” ucap dia lagi.

Seorang pejabat senior Afghanistan lantas menuding Kerajaan Inggris telah membunuh warga sipil yang tak berdosa.

“Kami memeriksa dan menemukan fakta pengakuan dimana Pangeran Harry menyebutkan pembunuhan 25 mujahiddin ( Afghanistan ), (padahal) kami tidak memiliki (tentara yang jadi) korban di Helmand. Jelas bahwa warga sipil dan orang biasa yang menjadi sasaran,” ucap dia.

“Kisah ini adalah bagian dari banyak kejahatan perang selama 20 tahun kehadiran militer Barat di Afghanistan . Itu bahkan belum menggambarkan keseluruhan dari kejahatan yang dilakukan oleh mereka,” katanya.

Sebagai informasi, Taliban kembali berkuasa pada Agustus 2021 setelah pasukan NATO pimpinan Amerika Serikat (AS) mundur usai 20 tahun pendudukan militer di Afghanistan .

Puluhan ribu warga Afghanistan , sebagian besar warga sipil , tewas dan terluka selama perang. Negara tersebut hingga saat ini masih belum terlepas dari efek perang.

Pasukan pimpinan AS serta Taliban telah dituduh melakukan kejahatan perang selama dua dekade perang.

Sebelumnya, dalam memoarnya yang akan dirilis Selasa pekan depan, Harry mengungkapkan jumlah orang yang dia bunuh selama masa tugas.

“25 orang. Itu bukan angka yang membuat saya puas, tapi juga tidak membuat saya malu,” katanya.

“Ketika saya terbakar (amarah) dan kebingungan dalam pertempuran, saya tidak menganggap 25 orang itu sebagai manusia. Mereka hanya bidak catur yang dikeluarkan dari papan. Orang jahat yang disingkirkan sebelum mereka bisa membunuh orang baik,” kata Duke of Sussex .

Adapun ia bertugas di Afghanistan sebagai pengontrol udara depan dalam serangan udara sejak 2007 hingga 2008, kemudian jadi pilot helikopter serang Apache pada 2012 dan 2013. Dia bertugas selama 10 tahun di militer Inggris hingga sempat naik pangkat menjadi kapten. ***