upah.co.id – Ada 4 bank BUMN di Indonesia saat ini. Keempat Bank BUMN adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, Bank Nasional Indonesia (BNI), Bank Tabungan Negara (BTN).

Empat Bank BUMN di Indonesia itu menjadi penguasa perbankan di Tanah Air dengan jutaaan nasabah serta aset ribuan triliun rupiah.

Semua bank BUMN itu juga termasuk dalam kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) IV, yang artinya memiliki aset di atas Rp 30 triliun.

Sejak Indonesia merdeka, Bank BUMN adalah salah satu penggerak utama ekonomi nasional sekaligus menjadi penguasa industri keuangan di Tanah Air.

Bank BUMN Himbara

Pemerintah melalui Kementerian BUMN mulai melakukan konsolidasi keempat Bank BUMN itu untuk tujuan efisiensi operasi dengan membentuk Himbara yang merupakan akronim dari Himpunan Bank Milik Negara.

Himbara adalah istilah yang mulai dipopulerkan sejak era Menteri BUMN 2014-2019 Rini Soemarno. Bahkan dalam roadmap jangka panjang, 4 bank BUMN ini akan dikurangi jumlah dengan cara merger.

Namun wacana merger antar-bank BUMN ini nampaknya belum akan terealisasi dalam waktu dekat. Salah satu sinergi adalah dibentuknya ATM Link atau ATM Himbara.

ATM Link adalah layanan ATM dari Bank Himbara yang memungkinkan nasabah melakukan transaksi antar-nasabah bank BUMN tanpa dikenai biaya.

Beberapa transaksi tanpa biaya tersebut antara lain cash withdrawal atau penarikan tunai, hingga balance inquiry atau cek saldo.

Sementara beberapa transaksi lainnya masih dikenai biaya apabila menggunakan ATM Link dari bank BUMN yang berbeda seperti transfer ke rekening berbeda bank.

Sejumlah transaksi lain di ATM Link juga dikenai biaya, namun sifatnya sebagai biaya administrasi seperti pembayaran tagihan, pembelian pulsa, isi ulang atau top up uang electronik maupun transaksi perbankan lainnya.

4 Bank BUMN dan asetnya

Berikut ini rician masing-masing bank BUMN di Indonesia :

1. Bank BNI

BNI adalah singkatan dari Bank Negara Indonesia. Nama resmi perusahaan ini adalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dengan kode emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah BBNI.

Dikutip dari laman resmo BNI, bank BUMN ini pernah menjadi bank sentral pada tahun 1946 hingga 1968 sebelum kemudian berganti menjadi bank umum. Sementara status bank sentral kemudian digantikan Bank Indonesia (BI).

BNI juga merupakan perusahaan pelat merah pertama yang melantai di BEI yakni di tahun 1996. Saat ini, 60 persen saham BNI dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia, sedangkan 40 persen sisanya dimiliki oleh masyarakat.

Per akhir 2022, aset bank BNI tercatat sebesar Rp 1.029 triliun atau menduduki bank terbesar urutan keempat di Indonesia secara aset.

2. Bank BRI

Bank BRI saat ini adalah bank BUMN terbesar di Indonesia dari sisi nasabah sekaligus bank terbesar di Tanah Air kedua dari sisi aset. Aset BRI per akhir 2022 tercatat sebesar Rp 1.865 triliun.

BRI sudah berdiri sejak tahun 1895 di Purwokerto Jawa Tengah oleh pribumi Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden.

Setelah merdeka, pemerintah kemudian mengubah namanya menjadi BRI. Lalu pada 1960, pemerintah meleburkan BKTN dan NHH ke BRI. Saham pemerintah di BRI saat ini adalah 53,19 persen.

Kini, BRI mendapatkan saham Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani dari pemerintah, guna membentuk holding bank BUMN ultra mikro. Di BEI, kode emiten dari BRI adalah BBRI.

3. Bank Mandiri

Bank Mandiri adalah bank terbesar di Indonesia dari sisi aset yakni sebesar Rp 1.992,6 triliun. Saham yang dikuasai pemerintah di bank berlogo pita kuning ini sebesar 52 persen.

Bank ini merupakan hasil merger dari 4 bank milik pemerintah pada tahun 1999 yang meliputi Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia, dan Bank Pembangunan Indonesia.

Pada awalnya, fokus bisnis Bank Mandiri adalah pada kredit korporasi serta ekspor impor. Namun kini, bank berkode emiten BMRI ini bisnisnya meluas hingga KPR, KUR, dan sebagainya.

4. Bank BTN

BTN adalah bank BUMN paling kecil dibanding 3 bank pelat merah lainnya, baik dari sisi aset, pasar, dan jumlah nasabahnya. Kode emiten BTN adalah BBTN dengan total aset Rp 381 triliun.

Pada awal berdiri, Bank BTN khusus ditujukan untuk pembiayaan perumahan rakyat, sesuai dengan namanya, Bank Tabungan Negara. Pemerintah menguasai 60 persen saham di Bank BTN.

Jika ditelusuri sejarahnya, Bank BTN bermula dari Postspaarbank (bank tabungan pos) di Batavia tahun 1897 atau saat era Hindia Belanda. Ketika tiba zaman Jepang pada 1942, bank diganti dengan Tyokin Kyoku atau Chokinkyoku.

Bank BSI termasuk bank BUMN di Indonesia?

Selain keempat bank BUMN tersebut, ada pula Bank Syariah Indonesia (BSI). Namun kepemilikan pemerintah melalui BSI tidak secara lansung, melainkan melalui Bank Mandiri dan bank BUMN lainnya.

Artinya, BSI sejatinya bukanlah bank milik pemerintah, namun tergolong anak perusahaan BUMN, dalam hal ini Bank Mandiri sebagai pemegang saham mayoritas.

Sementara pemegang saham lainnya di BSI adalah Bank BNI sebesar 24,85 persen, BRI 17,25 persen, dan sisanya dimiliki publik melalui pasar modal dengan kode emiten BRIS.

Pada awalnya, Bank BSI adalah hasil merger dari 3 bank syariah milik Bank BUMN di Indonesia yang meliputi Bank BNI Syariah, Bank Mandiri Syariah, dan BRI Syariah.

ank ini diresmikan pada 1 Februari 2021. Sebagai gabungan bank syariah milik bank BUMN, menjadikan BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia.

Itulah sederet bank BUMN, di mana bank BUMN di Indonesia saat ini berjumlah 4 perusahaan perbankan. Bank BUMN adalah salah satu penggerak ekonomi nasional yang sangat signifikan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.