Putri Thaksin Shinawatra Calonkan Diri Jadi Kandidat PM Thailand

upah.co.id – Putri bungsu mantan pemimpin Thailand Thaksin Shinawatra , yang kini mengasingkan diri, mengumumkan kesiapan untuk mencalonkan diri sebagai Perdana Menteri (PM) dalam pemilu tahun ini.

Pencalonan ini diumumkan saat oposisi utama Thailand berupaya mendapatkan kembali kekuasaan usai digulingkan dalam kudeta delapan tahun lalu.

Seperti dilansir Reuters, Selasa (17/1/2023), Paetongtarn Shinawatra yang berusia 36 tahun akan mencalonkan diri sebagai PM dari Partai Theu Thai, yang merupakan inkarnasi terbaru dari gerakan populis yang dibentuk oleh keluarga Shinawatra, yang juga keluarga miliarder, sejak dua dekade lalu.

Ayah Paetongtarn, Thaksin, dan bibinya, Yingluck Shinawatra , sama-sama memimpin pemerintahan yang digulingkan oleh kudeta militer beberapa tahun lalu.

“Iya, saya siap,” ucap Paetongtarn kepada wartawan pada Minggu (15/1) malam di wilayah Thailand bagian timur laut, yang menjadi basis kuat pedesaan untuk keluarga Shinawatra dan telah memberikan suara mayoritas yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam lima pemilu sejak tahun 2001.

“Kami menginginkan partai untuk menang pemilu secara telak, sehingga janji-janji yang kami sampaikan kepada rakyat bisa diwujudkan,” cetusnya.

Partai Pheu Thai yang sangat populer di kalangan kelas pekerja pedesaan dan perkotaan, meraup kursi terbanyak dalam pemilu tahun 2019 lalu, namun gagal membentuk pemerintahan.

Pemerintahan yang setia dengan keluarga Shinawatra telah disingkirkan satu per satu oleh militer atau putusan pengadilan, yang semakin mengobarkan krisis politik yang mengalami pasang-surut di Thailand selama lebih dari 17 tahun.

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Saksikan juga ‘Sudah 3 Pekan Dirawat di RS, Putri Thailand Masih Belum Sadarkan Diri’:

Paetongtarn menghadiri acara-acara partai dalam setahun terakhir dan memimpin dalam jajak pendapat untuk kandidat PM teratas yang digelar beberapa bulan terakhir, bahkan jauh di atas kandidat petahana, PM Prayut Chan-o-Cha , yang menjabat panglima militer Thailand saat menggulingkan pemerintahan Yingluck.

Baik Yingluck maupun Thaksin kini hidup di luar negeri untuk menghindari hukuman penjara yang dijatuhkan pengadilan di bawah kekuasaan militer.

Prayut yang memimpin Thailand sejak tahun 2014, awalnya merupakan pemimpin junta dan menjabat PM usai dipilih oleh parlemen setelah pemilu 2019, yang disebut oleh para pengkritik, digelar di bawah aturan yang dirancang untuk membuatnya tetap berkuasa. Prayut bersikeras menyatakan dirinya mendapatkan jabatan itu secara adil.

Prayut yang berusia 68 tahun, bergabung dengan Partai Persatuan Bangsa Thai pekan lalu dan mengisyaratkan niat untuk mempertahankan jabatannya sebagai PM. Dia belum membubarkan parlemen Thailand hingga kini dan pemilu harus digelar pada Mei mendatang.