Setelah Ambruk 15%, Harga Minyak Mentah Akhirnya Naik Juga

upah.co.idJakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak mentah dunia naik sepanjang pekan ini setelah anjlok tajam dalam dua minggu sebelumnya. Permintaan minyak mentah dari China yang diprediksi meningkat, serta indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang terus menurun membuat harga minyak mentah mampu rebound.

Harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) menguat 3,8% ke US$ 69,26/barel, sementara jenis Brent naik 2,8% ke US$ 74,99/barel. Dalam dua pekan sebelumnya, kedua jenis minyak mentah acuan dunia ini jeblok sekitar 15% dan menyentuh level terendah sejak akhir 2021.

Ekonomi China sebagai salah satu konsumen minyak mentah terbesar di dunia diperkirakan akan cukup bagus di tahun ini. Alhasil permintaan minyak mentah tentunya juga akan meningkat.

Bank investasi Goldman Sachs menyebut permintaan komoditas oleh China sedang mengalami lonjakan drastis. Permintaan minyak mentah disebut menembus 16 juta barel per hari.

Di saat permintaan dari China sedang tinggi-tingginya, indeks dolar AS justru menurun. Minyak mentah dibanderol dengan dolar AS, ketika nilainya menurun maka harga minyak mentah akan menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Alhasil permintaan bisa lebih tinggi lagi.

Indeks dolar AS sepanjang pekan ini turun 0,57%, melanjutkan penurunan 0,83% minggu sebelumnya.

The Fed yang membuka peluang untuk menghentikan sementara kenaikan suku bunga membuat indeks dolar AS merosot.

Pada Kamis (23/3/2023) dini haru waktu Indonesia, The Fed di bawah pimpinan Jerome Powell kembali menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 4,75% – 5%.

Dengan demikian dalam satu tahun terakhir The Fed total menaikkan suku bunga sebanyak 9 kali sebesar 475 basis poin. Ke depannya, bank sentral paling powerful di dunia ini melihat rilis data-data ekonomi terbaru akan menentukan akan suku bunga perlu dinaikkan lagi atau tidak.

“Komite pembuat kebijakan akan melihat informasi terbaru dan menilai implikasinya untuk menentukan kebijakan moneter,” tulis pernyataan The Fed setelah mengumumkan kenaikan suku bunga.

Powell menyoroti kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB) membuat likuiditas perbankan menjadi lebih ketat, sehingga The Fed yang sebelumnya terlihat akan kembali agresif menaikkan suku bunga mengendurkan langkah tersebut.

Alhasil, indeks dolar AS kembali merosot yang menguntungkan bagi minyak mentah.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]